Rabu, 12 Oktober 2011

Ini Baru Musim Gugur


Hari senin kemaren dan selasa hari ini terhitung sebagai Fall Break untuk universitas. Mungkin ini memang bertepatan sekali dengan memuncaknya musim gugur ini, yang tentunya baru pertama kali kusaksikan. Sebagian besar pepohonan  yang ada di sini dengan serentak menggugurkan daun-daunnya yang sejak beberapa minggu sebelumnya sudah mulai menguning sampai akhirnya menjadi coklat. Ditambah beberapa hari belakangan angin bertiup dengan cukup kencang sehingga daun-daun mati yang hanya menempel sekedarnya pada tangkainya tersebut berguguran serempak.. Aku jadi teringat beberapa scene film-film luar negeri yang menggambarkan lakonnya sedang berjalan di antara pepohonan, tepat ketika angin bertiup menggugurkan daun-daun coklat seiring dengan kibaran rambut sang lakon (kalau lakonnya punya rambut, lho) dan pakaian yang dipakainya (kalau yang ini dalam film-film lama yang kostum pemainnya berjumbai-jumbai). Kalau bagiku, tiupan angin yang menerbangkan dedaunan di musim gugur ini agak sedikit kurang bisa dihayati layaknya film-film tersebut, karena maklum, masih merasa kedinginan, walaupun sudah memakai sweatcoat di atas baju dua lapis yang kupakai. Beginilah kalau warga tropis mengungsi ke kawasan temperate.. Ha ha ha...

Walking in a Autumn

Yang mungkin harus diperhatikan dari makin memuncaknya musim gugur ini adalah mulai makin sempitnya waktu siang hari. Sekarang-sekarang ini yang dinamakan dengan pagi hari adalah jam tujuh lewat, saat di mana matahari mulai menampakkan cahayanya dan tenggelamnya pada pukul setengah tujuh lewat. Kalau aku perhatikan jadwal shalat untuk Lawrence ini yang biasanya kudapatkan secara online, setiap hari jam shalat maju sekitar 1 sampai dengan tiga menit. Hmmm.. Bisa kubayangkan kalau nanti saat musim dingin waktu siang pasti akan menjadi semakin pendek. Kabar "baik" lain yang kuterima ketika bercakap-cakap dengan Marlyn dan Mbak Becka (orang-orang Indonesia yang juga menuntut ilmu di KU ini dan juga kebetulan menghuni block Stouffer Place Apartment yang sama denganku), musim dingin terakhir yang terjadi di Kansas cukup parah. Sebagai perbandingannya, musim dingin tahun lalu membuat tumpukan salju sampai setinggi lutut orang dewasa, sangat jauh meningkat dibandingkan dengan yang sebelumnya yang hanya semata kaki. Wuiiiiih.... tapi tentunya dengan ngomong-ngomong dengan para "pendahulu" ku ini yang sudah mengalami musim dingin di sini duluan daripadaku, aku mendapatkan berbagai tips yang bisa digunakan untuk menghadapi musim dingin ini. Mudah-mudahan dengan bekal pengetahuan ini aku bisa menghadapi musim dingin yang tinggal beberapa bulan lagi ini..

Autumn Clock



Tadi pagi aku bangun lebih cepat dari biasanya. Sekali ini aku ingin pergi ke Islamic Center untuk melakukan shalat Shubur berjamaah. Aku sebenarnya penasaran apakah di ILC ini ada shalat Shubuh berjamaahnya. Dari informasi yang kudapatkan beberapa malam sebelumnya saat selesai melaksanakan shalat Isya berjamaah, ternyata ada shalat Shubuh berjamaahnya. Di sini shalat Shubuh disebut dengan shalat Fajri dan waktu pelaksanaannya untuk saat sekarang adalah pada pukul 6.45. Walaupun sebenarnya adzan sudah dikumandangkan pada pukul 06.07 sebelumnya, ternyata jamaahnya (gak sampai sepuluh orang) baru datang sekitaran pukul 06.30. Nah saat aku bangun jam enam kurang, setelah menggeliat-geliat, kucek-kucek mata dan cuci muka ke kamar mandi, aku segera berangkat ke ILC. Ternyata pagi itu sangat dingin dan berkabut. Lumayan tebal, sampai-sampai aku tidak bisa melihat McCollum Residence Hall yang ada di puncak Daisy Hill dengan jelas. Saat berjalan menuju ke ILC aku juga sempat berpapasan dengan beberapa orang bule. Ada yang kayaknya mahasiswa yang baru pulang dari tempat temannya, karena masih nyandang-nyandang tas sekolah. Ada juga beberapa orang yang lagi menunggu bis di tempat perhentian bis yang kebetulan ada di depan ILC. Kayaknya mereka lagi menuju bis yang menuju ke Kansas City. Kemungkinan mereka ada urusan di sana atau malah punya kerja di sana. Jadi ingat diriku sendiri yang sejak awal kedatanganku tidak pernah kemana-mana. Mudah-mudahan saja, nanti bisa jalan-jalan melihat-lihat negeri Paman Sam ini dengan lebih leluasa, termasuk juga rencana untuk mengunjungi Fangyuan yang ada di Florida.

Foggy Morning

Setelah selesai Shubuh berjamaah dan sebagian jamaah sudah beranjak kembali ke rumahnya masing-masing, aku juga kembali menuju ke Stouffer. Kabut sudah tidak setebal pagi tadi lagi, tapi tetap saja di kejauhan, bangunan-bangunan yang berada di ketinggian masih diliputi warna putih tersebut. Hewan-hewan seperti tupai dan burung-burung yang tidak melakukan migrasi ke bagian ekuator bumi mulai mengeluarkan dirinya sembari bernyanyi lirih. Sampai saat ini aku masih sering melihat bangkai hewan-hewan liar yang tertabrak oleh kendaraan. Yang paling umum kulihat adalah bangkai tupai yang terlindas oleh mobil. Hewan ini cenderung sedikit lamban kalau saat melintas di jalanan, sehingga banyak pengemudi yang membawa mobilnya dalam keadaan cepat tidak sempat lagi mengerem dan terpaksa menabrak hewan ini. Walaupun warga Amerika kuketahui sangat toleran dengan keberadaan hewan-hewan dan biasanya mereka akan berhenti saat ada hewan menyeberang jalan, tapi kalau sudah berada pada jalan-jalan yang bersifat bebas hambatan, biasanya akan sulit sekali untuk tidak menabrak hewan-hewan yang menyeberang, terutama kalau sudah mepet sekali kondisinya. Untung saja, kayaknya di sini tidak berlaku undang-undang yang memberikan hukuman jika kita menabrak hewan liar. Lain kalau yang ditabrak adalah hewan peliharaan dan sang pemilik mengajukan tuntutan.

R-I-P.... Actually, It's not peace at all

Kembali bercerita tentang apartment ku yang sekarang, ternyata mempunyai apartment dengan dua ruangan tidur membuat apartment ini terkesan sangat kosong, terutama karena aku pindah ke sini dengan hanya membawa barang-barang yang sangat basic sekali: pakaian, buku-buku, peralatan mandi dan beberapa buah selimut. Untung saja pada saat pindahan kemaren aku diberi sumbangan oleh pembimbingku, Townsend Peterson, dua box berisi peralatan dapur, termasuk setrika, toaster atau pemanggang roti listrik, blender. Ditambah dengan beberapa selimut dan keranjang cucian yang disumbangkan oleh Carl yang saat itu membantu aku pindahan dengan mobil pinjaman dari Robin. Belakangan, beberapa orang sister dari MSA (Persatuan Mahasiswa Muslim) di KU ini memberikan beberapa buah bantal serta microwave, jadi lumayan lah untuk tidur aku mendapatkan kenyamanan. Sebenarnya pada beberapa hari awal menempati Stouffer ini aku sedikit mengalami kesulitan tidur. Entah karena memang kondisi tubuh yang saat itu sudah mencapai titik letihnya, atau karena batuk yang mendera, atau karena memang kondisi rumah baru yang seharusnya "dirukyah" dulu... He he he... Maksudnya bukan dilakukan ritual pengusiran arwah jahat ala kepercayaan tradisional kebanyakan masyarakat kita, tapi melakukan bersih-bersih dengan menyapu atau mengepel lantainya. Tapi ritual awal masuk rumah baru tersebut tidak sempat kulakukan, karena memang saat pindah itu aku langsung ikut kegiatan gathering for charity yang dilakukan agak sedikit di luar kota Lawrence. Juga aku gak punya sama sekali alat-alat untuk membersihkan rumah. Sapu saja baru kupinjam dari Marlyn beberapa hari kemudian untuk menyapu tumpahan makanan yang jatuh ke lantai dapur. Selebihnya masih seperti sediakala. Aritnya debu-debu dari sisa penghuni yang lalu mungkin masih ada. He he he... Bodoh amat lah.. Hal itu nanti saja dilakukan. Lagian kondisi ku sudah mulai kembali fit seperti sedia kala. Mungkin ritual bersih-bersih tadi bisa dilakukan nanti saat ada waktu yang lebih lapang. Mungkin setelah musim dingin.


Mungkin karena merasa apartment yang kosong tersebut, aku sering searching di website tertentu seperti craiglist (di sini, website yang satu ini sangat tersohor, karena banyak digunakan oleh orang untuk menjual barang-barang bekas kepunyaan, di samping beragam layanan lain seperti tawaran pekerjaan, garage sale, bahkan sampai ke nyari jodoh). Satu link yang sering kulihat adalah link free, karena di sana banyak orang-orang yang memberikan berbagai macam barang-barang rumah tangga layak pakai kepada orang lain secara cuma-cuma. Di sini, biasanya kalau orang mendapatkan barang-barang baru, yang lama akan segera dibuang. Dan biasanya mereka menempatkannya di pinggir halaman rumahnya. Siapapun bebas untuk mengambilnya, karena memang itulah yang diinginkan oleh si pemilik semula: get rid of this stuff ASAP... Ha ha ha... Lumayankan dapat barang-barang rumah tangga tanpa mengeluarkan duit? Di sini, seperti mengutip ucapan dari teman-teman sesama mahasiswa Internasional: setiap dollar itu berharga. Jadi menghemat pengeluaran dengan melakukan cara-cara seperti ini rasanya sah-sah saja.



Satu hal yang menarik perhatianku di craiglist tersebut, selain tampilannya yang memang sederhana tersebut, adalah rupa-rupa transaksi yang terjadi di dalamnya. Bukan hanya barang-barang yang diperjual belikan di sini (seperti furnitur, hanphone, rumah, mobil dan sebagainya), tapi juga ada layanan untuk mengumumkan kehilangan (misalnya kehilangan hewan kesayangan, kehilangan anggota keluarga dan kehilangan benda-benda milik tertentu), kolom khusus bagi orang yang ingin mengeluarkan makian tertentu (di sini memaki seseorang bisa dianggap sebagai bentuk pelanggaran hukum, karena melanggar hak individu lain), kolom bagi yang ingin mendapatkan tumpangan ke suatu tempat-dimana orang-orang yang ingin bepergian memasang pengumuman kalau dia membutuhkan tumpangan pada hari dan jam tertentu. Serta ada kolom dewasanya juga, dimana seseorang secara terang-terangan memasang iklan menginginkan seseorang untuk berkencan. Wadooooh.... Gawat juga tuh...

Sebenarnya tujuan awalku hanya untuk mempersiapkan diri sebaik mungkin untuk menghadapi musim dingin tahun ini yang jatuh pada akhir November dan awal Desember. Saat-saat itu aku masih mempunyai  beberapa minggu jadwal perkuliahan yang harus dijalani sebelum datangnya ujian akhir. Terlebih lagi dengan adanya cerita dari teman-teman bahwa musim dingin berikutnya cukup parah berdasarkan prediksi dari kejadian di tahun kemaren. Ha ha ha....

Musim dingin, I'm coming......... Eh, you're coming....


Winter tahun lalu,... Courtesy Pak Affan Firman

Semua foto, kecuali foto terakhir dari Bapak Affan Firman, diambil dari berbagai sumber di Internet...

2 komentar:

  1. yang mo komen ato tanya tentang apapun yang terkait dengan maksud dan tujuan blog ini dipersilahkan,...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Mbak, cerita nya menarik sekali.
      Saya awal bulan depan mau ke amrik juga. Tepatnya ke daerah Sedalia utk ninjau Pabrik tapi paling cuma seminggu. Baru pertama kali nih jadi rada kuper utk persiapan model Pakaiannya seperti apa ya yang harus di bawa? Terus perlu bawa sepatu boot juga engga mbak? Terima kasih..

      Hapus