"Folks,
Now that everyone is back in town, would a 3pm lab meeting working for everyone tomorrow (Friday)? Afterwards we could wander down to the Bird Dog......
Also, does anyone have a conflict with next Friday evening for a division beginning-of-semester BBQ??
-Rob"
Pesan dari supervisor ku pada Kamis pagi itu ternyata membawa ujian kedua dalam kemampuan bertahanku terhadap godaan makanan lokal Amrik, yang sebagian besar belum tentu sesuai dengan apa yang disyaratkan oleh agama yang ku anut. Tentunya itu terjadi setelah godaan pertama yang kualami Jum'at paginya di Mrs. E's Dining Hall, Ellsworth Hall.
Supervisorku, Rob, ingin kembali menjalankan tradisi lama di department ini yang biasanya selalu melakukan pertemuan antar anggota Lab setiap hari tertentu dalam satu minggu. Nah, untuk inisiasi yang pertama ini, melalui email yang dikirim ke inbox masing-masing anggota Museum, Rob mengumpulkan kami di lantai 7 Dyche Hall pada pukul 3 sore, Jum'at minggu ini. Aku menganggap kalimat berikutnya yang mengajak semua peserta rapat untuk jalan ke Bird Dog itu maksudnya adalah setelah rapat lab, turut ke Kansas Union yang ada di samping bangunan Museum dan makan-makan biasa di sana. Kukira Bird Dog itu adalah lambang Jayhawk yang ada di depan Kansas Union yang bentuknya diplesetkan sebagai anjing, karena posenya memang agak membungkuk dan seperti anjing tampang galaknya. Ternyata, Jum'at sore itu, semua anggapan ku ternyata salah....
Paginya, sekitar jam tujuhan, aku sudah bangun dan cuci muka biar agak segaran. Lou, teman sekamarku masih menggulung di bawah selimutnya... Biarin deh, karena kayaknya, English course yang diambilnya selama semester ini akan berlangsung siang nanti. Aku bergegas ke Mrs. E untuk makan pagi yang pertama kalinya setelah kemarennya makan siang yang pertama. Untuk pagi ini tidak begitu banyak pilihan makanan yang tersedia, karena kayaknya masih disiapkan. Pengunjung Mrs. E ini juga masih sepi. Aku langsung menuju ke konter salad yang menyediakan sayuran segar. Pilihan utamanya tentu adalah sayuran segar berair seperti selada air putih dan hijau, kemudian ada batang seledri ukuran besar yang renyah dan berair, ditambah beberapa butir tomat cherry yang merah-merah dan berukuran kecil, dan beranjak ke brokoli serta bunga kol yang kayaknya di steam setengah matang untuk menjaga kerenyahannya. Kemudian di sebelahnya, ada beberapa macam tambahan salad dengan bahan yang mengandung protein seperti kacang-kacangan serta asinan labu dan ketimun serta telur orak-arik yang digoreng hampir tanpa minyak serta dengan tekstur yang benar-benar lembut. Aku mengambil beberapa variasi dan kemudian menambahkan topping berupa cairan kental yang dibuat umumnya dari saos, maizena dan campuran lainnya yang terdiri dari beberapa variasi rasa. Nah, itu baru satu bagian dari makanan pagi ini.
Kemudian di stall berikutnya kulihat ada berbagai macam pilihan sereal yang terdiri dari flake aneka rupa. AKu mengambil mangkok kecil yang disediakan di samping stall tersebut dan mengisi sekaligus dengan beberapa macam variasi yang kupikir bakal krenyes untuk snack pagi ini. Kemudian, setelah penuh mangkoknya, ditambah dengan susu coklat yang tinggal diambil dengan dari tankinya dengan menekan sebuah tuas. Untuk tanki susu ini, ada beberapa macam pilihan, selain susu coklat, ada susu skim dan susu 2% fat. Selain itu, tentu ada minuman seperti fanta, sprite, cocacola, 7 up. Minuman panas seperti kopi dan teh bisa diambil dari jug-nya masing-masing atau kalau ada yang mau sedikit repot, bisa menyiapkannya sendiri. Tak lupa, mengambil segelas lagi coklat untuk diminum. Lalu, karena memang orang Indonesia tulen, kalau makan, belum lah makan rasanya, kalau tidak dengan nasi. Nah, kebetulan pas di dekat stand yang bergambar piring penuh dengan sayuran dan nasi, aku melihat ada nasi berbumbu mirip dengan yang biasa kumakan saat berbuka puasa di Islamic Center of Lawrence.. AKu menghampiri stand itu kemudian melihat menu yang ada. Pas kubaca dengan teliti ads yang terpampang di dekat bufet nya, ternyata tertulir nama makanan yang pakai "PORK" alias daging babi. Dan di salah satu bagian bufet itu memang ada makanan dengan irisan daging yang merah pucat.. Bisa dipastikan itu adalah dagingnya hewan yang telah diharamkan dalam agama kita itu. Yaah, karena aku udah terlanjur mampir, aku minta nasi saja ke si pramusajinya.. Kemudian karena di sana juga ada jagung berikut dengan sayuran buncis yang dipotong panjang, aku minta ditambahkan keduanya ke nasi berbumbu tadi. Lalu kubawa ke meja tempat akan makan.
Lalu dimulai prosesi makan tersebut. Mulai tentunya dengan sereal dahuluk baru kemudian nasi berbumbu tadi. Nah, di sinilah yang dimaksud dengan ujian tadi. Pas aku makan nasinya, lalu mengambil sebuah buncis dari bagian sayurannya, lalu mengunyahnya, waduuh, rasanya memang sangat enak sekali. Tapi saat lagi ngunyah tersebut dan melihat lagi ke piring, ternyata di antara potongan sayuran tadi, si daging merah pucat punya binatang harap tadi nongol.. Halah maaak... Segera kumuntahkan lagi kunyahan tadi, kemudian meletakkannya di pinggir piring. Lalu aku mengambil nasinya saja, menggeser nasi yang terkena kuah sayuran tadi ke pinggir dan meneliti lagi jagung yang dimasukkan bersama dengan sayuran tadi. Untung saja, nasi dan jagungnya tidak terkontaminas. Jadilah aku hanya makan nasi jagung tadi... Hhhh... Lalu setelah ditutup dengan salad dan susu coklat, aku segera kabur sambil mengemasi piring-piring kotor dan membawanya ke bagian cuci piring. Bagian cucui piring ini tidak terlihat dari tempat makan. KIta tinggal meletakkan piring kotor ke ban berjalan yang akan membawanya terus ke orang-orang yang akan mencucinya. Di sana baru akan diambil, dibuang sisa makanannya, serta dicuci dan dikeringkan. Jadi teringat lagi dengan pengalaman saat berbuka puasa bersama dengan anak-anak Arab keturunan Abu Lahab dan ABu Jahal dulu. Karena di antara piring-piring kotor yang lagi berjalan menuju tempat cuciannya, banyak kulihat sisa makanan dalam jumlah besar di masing-masing piring. Yang artinya, masing-masng orang yang telah mengambilnya, tidak menghabiskannya dan menyia-nyiakannya. Walaupun itu termasuk daging dari si babi itu sendiri.. Wuuh.. Jadi kebayang masih banyak bangsa lain di luar sana yang menderita karena kelaparan, tapi di sini kebanyakan orang masih saja buang-buang makanannya...
Setelah selesai meletakkan piring, aku langsung keluar, menunggu bis 43 yang akan membawa ke Jayhawk Boulevard dimana nanti aku akan menunggu bis no 10 untuk ke Wakarusa. Rencananya aku akan menanyakan nomor Social Security ku yang katanya sudah bisa keluar hari itu. Cuman saat kutunggu-tunggu di depan Jayhawk Book Store, si Bis no 10 ini lama betul munculnya. Jalur ke Wakarusa memang tidak begitu banyak mahasiswa yang memakai bis, walaupun di sana banyak apartment pemondokan mahasiswa. Wajar saja karena mereka semua memakai mobil untuk ke kampus, jadi kayaknya hanya 1 atau 2 bis yang ditugaskan untuk jalur tersebut. Karena sang bis tidak kunjung jua datang, dan lab session untuk Biometric dimulai jam 11, kira-kira satu jam lagi, kuputuskan tidak mungkin lagi untuk ke Social Security Office untuk mengambil nomor SSN tersebut. Maka akupun balik ke McCollum dan istirahat sebentar sebelum masuk ke kelas.
Ternyata karena keasyikan istirahat, aku baru berangkat ke kelas Praktek Biometric kira-kira dua puluh menit sebelum pukul 11 siang. Bis 43 yang biasanya datang on time melayani mahasiswa yang bermukim di Daisy Hills ini tidak kelihatan datang. Daripada menunggu, kuputuskan untuk jalan kaki saja, melewati kawasan apartment Stouffer Place yang terpencar-pencar, kemudian melewati Family Recreational Center dan seterusnya menuju ke pertigaan antara Sunnyside dan Naismith Drive. Dari sana tinggal belasan meter menuju ke Haworth Hall tempat praktikum yang dimaksud. Setelah memasuki balkon haworth, aku langsung menuju ke ruang tempat minggu lalu kami praktek bersama dengan Patrick Monnahan. Ternyata ruangan tersebut kosong. Aku mutar-mutar nyari, siapa tau ada mahasiswa lain yang juga sedang nyari-nyari ruangan... Aku coba sms ke Kyungjin, tapi balasannya lama gak datang. Akhirnya aku teringat ucapan dari Prof John Kelly kemaren yang bilang sesuatu tentang Mallot Hall. Mungkin di sana..
Aku segera berlari ke sana. Walaupun antara Mallot dengan Haworth dihubungkan oleh semacam jembatan dari lantai 2 dan 3 nya, aku gak tau pintuny masuknya terletak di mana di Haworth. Jadi, aku turun lagi ke lantai dasarnya, keluar dari pintu dan berlari menuju pintu masuk Mallot. nah, ruangan di dalam Mallot Hall ini sedikit berbeda dengan Haworth yang terlihat lapang di dalamnya. Di dalam Mallot ini lebih sempit lorongnya, lebih banyak ruangan tertutup serta agak lebih gelap. Aku juga turun naik ke lantai dua dan tiga mencari di mana kira-kira tempat praktikum Biometric tadi. Atau paling tidak mencoba mencari seseorang yang bisa ditanya tentang perpindahan lokasi perkuliahan itu. Hhhh.... Setelah capek nyari-nyari di lantai dua dan tiga, aku turun kembali ke lantai satu. Di sana, aku ketemu dengan Chow-ru, mahasiswa asal Korea Selatan yang juga ada di kelas yang sama denganku. dari dia aku tahu bahwa praktikum ini dipindahkan ke Mallot 2014.. Artinya di lantai dua...
|
Chao-ru |
Kami lalu naik lift dan menuju ke ruangan tersebut. Agak sulit juga karena letaknya yang jauh dari tempat kami keluar dari lift. Di pintu lift, hanya ruangan bernomor 2020 ke atas yang ada. jadinya kami harus lari-lari mencari ruangan yang dimaksud. Akhirnya, setelah ketemu, kami masuk ke ruangan kelas yang berbentuk studio dengan meja panjang di bagian depannya. Patrick duduk dengan santai di atas meja panjang tersebut, kelihatannya menunggu mahasiswa yang telat. Nampaknya hari ini tidak ada shift lagi, karena kedua kelas digabungkan menjadi satu. Setelah beberapa orang lagi masuk, akhirnya kelaspun dimulai. Kali ini, tentang pembahasan PR yang diberikan minggu lalu. Kerta PR yang kemaren kami serahkan kepada Prof Kelly dibagikan lagi oleh Patrick, berikut dengan koreksiannya, tapi tidak pake nilai. Aku dapat beberapa coretan dengan tinta mereah beserta dengan koreksian. Setelah semua mendapatkan kertasnya masing-masing, Patrick miulai membahas satu persatu soal yang diberikan dalam PR. Pembahasannya singkat dan lugas, tidak terlampau panjang, tapi cukup jelas. Beberapa soal ada yang semua mahasiswa betul, ada juga beberapa soal yang benar-benar menjebak dan hampir mayoritas dari kami tidak tepat dalam menjawabnya. Beberapa kali Gabrielle, nahasiswi asal Cuba memprotes jawaban yang diberikan Patrick, tapi semuanya bisa diselesaikan dan dijawab oleh Patrick. Maklumlah, asisten dosen untuk mata kuliah ini... Selesai membahas soal yagn terakhir, kelas dibubarkan dan kami boleh keluar. Untuk selanjutnya, praktikum Biometric akan dilakukan di ruangan mallot 2014 ini.
Sehabis dari kelas, masih pukul duabelas siang. Masih ada kesempatan untuk kembali ke Mrs. E dan makan siang sebelum pergi shalat Jum'at. Kembali deh, sibuk dengan acara pilah pilih aneka makanan dan sayuran yang tersedia di semua stand dan buffet nya Mrs. E. Menikmati semua makanan yang bergizi tinggi dan higienis tentunya, sambil memperhatikan batas-batas yang boleh dimakan dan yang tidaknya.. Mudah-mudahan semua makanannya baby-free alias gak pake daging babi gitu....
|
|
Pukul 13.30pm ketika aku selesai makan siang, sedikit agak mepet juga waktunya, sehingga aku agak berlari menuju ke shelter bus di dekat perempatan Engel Road dan Irving Road. Masih ingat kan halte yang berbentuk kotak kaca, bahkan bagian atasnya juga dari kaca, sehingga kalau sedang terik-teriknya matahari, kita akan bisa merasakan efek dari "rumah kaca?" Aku menunggu bis 11 Downtown atau 11 Iowa, yang akan lewat disamping Islamic Center of Lawrence, sehingga bisa melaksanakan shalat Jum'at di sana. Setelah menunggu sekian menit, ada satu yang lewat, 11 Downtown. Segera kunaiki dan mengambil tempat duduk paling belakang. Bisnya ternyata tidak menurun menuju Naismith Road, tapi membelok ke Jayhawk Boulevard terus sampai ke depan Kansas Union dan menurun melewati Louisiana Street dan terus ke Downtown. Sehabis melewati beberapa bangunan bawah kota, kemudian bisnya ngetem di perbatasan Massachuset Street, dekat salah satu cabang Commerce Bank.. Sopir bisnya juga ganti, dengan sopir yang lebih tua dan beramput putih semua...
|
Downtown of Lawrence, Massachusetts St. |
Akhirnya kuputuskan untuk terus saja ikut dengan bis tersebut, kembali menuju kampus dan shalat Dzuhur saja di asrama, karena waktu sudah menunjukkan jam 2 kurang sedikit. Sangat telat sekali kalau terus menuju ke Islamic Center. Berhenti lagi di tempat naik semula tadi, kemudian langsung menuju ke kamar mandi, mengambil wudlu, shalat Dzuhu pengganti Jum'atan yang tak jadi tadi dan kemudian tidur di kasur...
Rasanya baru saja sekejap tertidur, sudah hampir pukul 3 pula. Janji untuk pertemuan lab dengan Rob pun harus dilaksanakan. Untung saja kali ini ada Bis 43 ngetem di depan asrama. Langsung kunaiki dan setelah beberapa saat, sampai di perhentian yang di depan Kansas Union. Begitu pintu terbuka, aku langsung menuju ke pintu masuk dan mencari lift. Dengan kunci untuk ke lantai 7 yang sudah kumiliki, aku langsung naik. Ketika menuju ruang cubicle ku, Robin masuk datang dari arah ruangan Rob. Kayaknya dia sengaja mencari ku untuk pertemuan lab jam 3 ini. Aku segera mengikutinya, menuju ke ruang Rob. Di sana sudah ada Pete, Joe dan Carl yang baru balik dari Filipina melakukan perjalanan koleksi spesimen. Sesaat kemudian masuk satu orang lagi, Mike. Setelah berkenalan, kami langsung memulai rapat. Pada dasarnya rapat ini tentang koordinasi kerjaan di museum, karena akan ada perubahan secara fisik baik dari lantai tujun ini ataupun pada lantai 5 dan 4 yang merupakan bagian yang terintegrasi dari Museum ini sendiri. Di lantai lima dan empat ada ruangan untuk melakukan sekuensi DNA serta tempat penyimpanan sampel genetis secara kriogenik. Di sana akan ada perbaikan ruangan, bersama dengan perbaikan yang akan dilakukan pada ruangan di lantai tujuh ini. Perbaikan di lantai tujuh seperti yang sudah kuceritakan, merupakan perluasan tempat penyimpanan untuk spesimen burung. Spesimen jenis ini merupakan jenis spesimen yang paling cepat perkembangannya, karena begitu agresifnya Rob dan Town melakukan berbagai ekspedisi pengumpulan spesimen dari berbagai belahan dunia. Pada minggu ini saja, beberapa peti spesimen baru, baik dari Filipina yang baru dibawa oleh Carl, dari kepulauan Fiji, Bostwana serta dari beberapa lokasi lain akan tiba. Wuiih.. Nah, terkait dengan itu, juga terkait dengan perubahan di lantai lima dan empat, maka Rob menyarankan bahwa siapapun yang memerlukan pekerjaan sekuensi DNA untuk segera melakukan pekerjaannya dalam dua minggu ini, karena pekerjaan pengubahan fisik bangunan tersebut akan dilakukan pada minggu ketiga September ini. Selain masalah itu, juga ditetapkan hari Jum'at sebagai saat pertemuan untuk group lab dan nanti akan ditetapkan lagi beberapa hal yang terkait dengan museum dan kerja lab.
|
Carl Oliveros Hilarang |
|
Pete |
Mike Anderson
Sehabis rapat itu, barulah aku tau, berdasarkan ajakan dari Rob, kalau Bird Dog yang dituliskan di dalam emailnya bukan berada di Kansas Union, tapi merupakan sebuah restoran sekaligus Pub yang berada di Oread sebuah hotel yang sengaja dibangun beberapa tahun yang lalu di dalam kawasan kampus untuk menampung tamu yang datang ke KU ini. Letaknya tidak begitu jauh dari Kansas Union atau Museum sendiri, jadi tinggal berjalan kaki saja lima menit akan sampai.
|
Oread Hotel, KU |
Kami, yaitu aku, Carl, Rob, Mike berjalan duluan ke sana. Pete menyusul karena akan menjemput pacarnya, Hannah. Sedangkan Robin tidak ikut karena punya rencana akan pergi di akhir minggu ini.
Nah, nah, nah, inilah ujian kedua yang kumaksud tadi. Bird dog ini bukan hanya restoran tempat makan-makan kayak di Indonesia. Tapi juga menyediakan layanan pub untuk minum minuman yang beralkohol. Dan parahnya, ternyata tradisi di Museum adalah setelah selesai rapat mingguan atau dua mingguan, akan disusul dengan acara minum-minum di resto yang ada di Oread ini. Hadoooh...
Tapi alhamdulillah, untung saja Carl yang mendahului aku menanyakan tentang masalah makanan halal dan haram. Dia juga yang menanyakan kepada pelayan resto tersebut, apakah ada minuman yang non alkohol. Dari sekian banyak minuman yang ditawarkan, aku pilih saja Lemonade yang aman dari pengaruh alkohol. Kemudian saat Rob pesan makanan pembuka, yaitu Nacho-makanan khas Meksiko kayak kerupuk, tapi disiram dengan kuah kental berisi sayuran dan daging ayam. Setumpuk besar Nacho kemudian dihidangkan oleh pramusaji dan Rob kemudian mengedarkannya ke sekeliling meja. Saat itu Pete dan Hannah sudah datang, sehingga kami masing-masing mengambil bagian. Aku yang masih takut dengan masalah halal haram makanan ini, mengambil bagian kerupuk nacho dan sayurannya saja. Kemudian setelah minuman tiba, aku makan Nacho dan minum Lemonade gelas besar tersebut. Wuih ternyata enak juga kerupuk Nacho tadi, apalagi ada sesuatu kayak terong berwarna ijo-ijo layu begitu, yang pas digigit ternyata pedasnya bukan main, sehingga pas kalau kerongkongan segera disiram dengan sesuatu yang dingin dan manis. Ya, minum lemondae tadi lah...
|
Nachos-Full |
|
Bowl beer |
Yang lain segera minum minumannya, berupa bir. Kalau yang cowok pake bowl yang besar banget, sedangkan cewek pake gelas yang ukurannya sama dengan gelas lemonade ku yang biasa mereka sebut dengan "pine". Akupun harus mencium bau alkohol dari gelas mereka masing-masing sambil berusaha mengikuti omongan mereka yang kadang-kadang cepat. Carl terlihat sangat bisa nyampur dengan mereka, karena walaupun dari Filipina, tapi bahasa inggrisnya sudah lumayan bagus. Katanya dia belajarnya dengan menonton film Sesame Street.
|
Hannah, pacar Pete |
Kemudian obrolan berlanjut ke hal yang lebih remeh temeh seperti tanaman yang ditanam oleh Rob dan Hannah di musim panas ini, serta cerita-cerita lapangan selama melakukan koleksi di berbagai belahan dunia. Makin sore, makin asyik ceritanya, makin banyak juga orang-orang museum yang datang ke resto itu. Andress, Jorge, West, James serta banyak lagi yang aku kurang kenal namanya, tapi sering ngeliat wajahnya karena sering ketemu pas lagi ada seminar di Jurusan. Kemudian juga ketemu dengan istri Rob, Jane namanya. Istrinya Rob agaj kurusan dan berambut merah sebahu. Dia sudah kenal dengan semua mahasiswanya Rob dan tampaknya mereka semua akrab karena Rob sering mengundang mahasiswanya ke rumahnya, semisal untuk mengadakan barbeque... Jum'at depan kalau tidak ada halangan, kemungkinan kami juga akan mengadakan acara tersebut di tempat Rob.
Kemudian karena aku masih belum melaksanakan shalat Ashar, dan juga takut nanti jangan-jangan tergoda untuk makan sesuatu yang tidak-tidak di resto itu, akhirnya aku minta ijin kepada semua yang ada di sanan untuk balik duluan. Kemudian setelah membayar tagihan di kasir, aku segera kembali menuju Museum untuk mengambil tas yang kutinggalkan di cubicle-ku. Cubicle ini sementara masih kosong karena baru beberapa hari aku menempatinya. Mudah-mudahan nanti aku bisa mengisinya nanti dengan sesuatu yang agak meriah, karena kulihat yang lain sudah menempatkan foto, poster, postcar, boneka, buku dan sebagainya di cubicle masing-masing. Kemudian aku mengambil wudlu di restroom khusus staf museum dan shalat di cubicle ku yang syukur ternyata pas dengan arah kiblat di sini, yaitu sekitar 43 derajat ke kanan dari sumbu Utara.
|
Kira-kira kayak gini cubicle di tempatku kerja |
Setelah itu aku berjalan kaki menuju ke Mrs. E untuk makan malam. Pikiran ku, mumpung gratis dan menyehatkan (asal tidak termakan yang haram tadi lah), kenapa tidak? Ha ha ha... Mudah-mudahan semuanya berjalan dengan lancarlah di dalam proses menuntut ilmu ini, karena aku makin menyadari betapa beratnya menyelesaikan S3 ini ..
Eh, satu lagi tentang kebiasaan orang-orang di sini, yaitu para pemudanya, suka memakai celanan dengan gaya saggy pants alias celana melorot gitu.. Cuman beda banget dari style yang dipakai mahasiswaku di Unand, yang ini kadang melorotnya kayak emang mau meragain celana dalamnya. Kalau menyitir istilah dari salah seorang rekan, yaitu NARKOBA alias Nampak Kolor Bangga... Ha ha ha ha..... Contohnya kira-kira kayak gambar di bawah ini....
|
Saggy Pants |
|
NARKOBA... |