Judul di atas nampaknya sudah sangat mono untuk dituliskan, karena sejak dari pertama kali aku membuat catatan ini, sudah memakai template yang sama. Apa boleh buat. Tapi memang, hari ini pikiran ku sedang mono, mengingat beberapa hal yang kurang menyenangkan yang kudapatkan di hari ini.. Pertama, tentu saja karena aku tidak bisa merayakan hari ulang tahun RI dengan paling tidak melakukan hormat bendera saat dikibarkan dalam suatu upacara kebangsaan. Yaah, mau gimana lagi, aku belum tau dimana kedubes RI di Kansas ini. Imbasnya bukan hanya itu, aku sampai sekarang juga belum melaporkan kedatanganku ke sana, karena dalam salah satu butir kewajiban yang tercantum dalam surat tugas yang dikeluarkan oleh Menteri Sekretaris Kabinet adalah, aku harus segera melaporkan kedatanganku kepada KBRI setempat. Tunggu deh.... Nanti deeh... Ntar lagi laaah.....
Upacara BenderaHal berikutnya yang membuatku "mono" adalah saat aku menyadari aku ketombean. Pagi ini, jam delapan, aku mengikuti tes Bahasa Inggris di 110 Budig Hall. Tes tersebut memakan waktu sekitar hampir empat jam, dimulai dari jam delapan lewat sedikit dan selesai jam dua belas kurang.. Pas di tes pertama yang terkait dengan vocabulary dan reading comprehensive, ada 50 butir pertanyaan yang berdasarkan kepada 5 short-passages... Beberapa soal bagian awal yang mudah, dapat dilalui dengan lancar...
Pada soal-soal akhir, nampaknya tingkat kesulitannya makin bertambah. Naah, di saat itu lah aku mulai garuk-garuk kepala yang mendadak gatal karena mulai stress.... Eeh.. Dari garukan ini, turun perlahan-lahan bak salju di musim dingin, serpihan-serpihan putih ketombe... Emaaaaakkk.... Jauh-jauh ke negeri orang ketombean?? Akhirnya, saban garuk kepala, serpihan putih tersebut berhamburan. Mudah-mudahan para proctor (pengawas) dan peserta ujian gak menyadari hal ini... Kayaknya gak lah, karena sampai bagian terakhir dari test ini dilakukan, yaitu timed essay, semua peserta test tepekur menatap kertas ujiannya masing-masing.. Sedangkan para proctor lebih suka menatap kertas hasil ujian kami atau ngeliat ke hitungan mundur yang ditayangkan melalui proyektor in focus... Oh ya, dalam timed essay ini, kita diminta untuk membuat karangan singkat dalam waktu 30 menit berdasarkan tema yang diberikan. Tema pertama tentang "Interview with famous people" dan yang kedua "How to live as Single Parent".... Naah, yang kenal saya pasti tau mana yang akan saya pilih... "Interview with famous people"... Dan bagi yang kenal saya lebih mendalam, termasuk kenal dengan kegilaan saya, pasti tau, siapa yang saya jadikan dasar membuat essay ini, karena dalam topik ini kita disuruh membayangkan orang terkenal untuk diwawancarai... Yap.. Yap... Benar, Lady Gaga.... Ha ha ha... Yang mau muntah, yang mau pingsan, mau diare, mencret atau koma, silakan... Saya udahan tadi...
Lady GagaMaksud saya memilih gadis unik nyeleneh ini bukan apa-apa sih. Saya biasanya lebih mudah menulis tentang sesuatu yang sifatnya aneh dan di luar kebiasaan, sehingga kalau saya ambil temanya tentang ini, maka bisa dengan mudah saya menuliskan essay yang waktunya sangat dibatasi ini. Dan benar saja, pas bel berbunyi, hampir dua halaman lembar jawaban itu sudah selesai saya tulisi.... Oh ya, di dalam test ini saya juga berkenalan dengan seorang pemuda dari Kuwait yang nama pertamanya juga sama dengan saya, Muhammad.. Dianya sih gak percaya waktu saya kenalkan diri bernama Muhammad dan beragama Islam... Emang kenapa sih dengan penampilan saya?? Gak keliatan apa aura muslim saya ya...??? He he he... Tapi si Muhammad dari Kuwait tadi lumayan baik anaknya dan kayaknya juga taat, karena masih melaksanakan puasa. Dia katanya mau mengambil Bachelor nya di bidang komputer.. Selesai ujian, kami berpisah dan berjanji bertemu kembali besoknya jam 8 di Lippincot Hall untuk mengambil hasil ujian tersebut. Mudah-mudahan hasil saya cukup tinggi untuk mencabut hold terakhir ini....
Masalah berikutnya yang bikin "MONO" adalah sesuatu yang saya sendiri namakan dengan flu jam 3... Berdasarkan hasil pengamatan saya sendiri, sejak sesampainya di Kansas ini, setiap kali jam 3 dan kadang-kadang berlangsung sampai dengan pukul 5 siang (di sini jam 5 masih setara dengan jam 1 siang di Indonesia) itu flu mulai gentayangan di tubuh saya. Ciri-cirinya, pada jam tersebut, saya akan merasakan sensasi dingin yang berlebihan di sekujur tubuh bahkan nyaris menggigil, kemudian diikuti dengan iler yang mulai membanjir di hidung dan disusul dengan bersin yang berturut-turut. Apakah ini bagian dari penyesuaian bioritmis saya, saya juga belum tau.. Tapi kalau iya, mudah-mudahan dapat segera berlalu... Seperti cerita film, BAJAI PASTI BERLALU.... Ha ha ha....
Ohya, kembali bercerita tentang buka puasa, saya kembali melakukannya di Islamic Center of Lawrence.. Saya ke sana jam delapan sore lewat sedikit karena masih saja ketiduran. Kali ini ketidurannya karena sebenarnya tadi pagi saya lupa sahur, sehingga mulai dari pagi sampai siang saya udah sotoy sekali.. Jadinya, setelah melewati Sindrom Flu Pukul 3, saya hanya bisa tertidur loyo... Mana kepala puyeng tujuh muara (emang pasir aja yang bisa tujuh muara??)...
Nah, pas saya sampai di sana, adzan maghrib udah dikumandangkan. Saya memang tidak mendengar adzan, karena di sini advertising sesuatu yang berbau keagamaan dilarang oleh pemerintah dengan alasan kenyamanan public. Adzan dianggap sebagai salah satunya.. Yah, sudem lah... Yang penting kita masih bisa melaksanakan ibadah lain yang lebih penting seperti shalat dan puasa.
Saya segera menuju ke basement di mana para pria sudah berkumpul di sana. Pas di tangga mau turun, saya mendengar keriuhan suara wanita dari tingkat atas Islamic Center tersebut. Ternyata kaum muslimah nya berbuka puasa di lantai atas...
Seperti biasa, berbuka dengan yang manis-manis bisa dilakukan dengan korma yang dikemas dalam bungkusan 50 gram. Butuh sedikit perjuangan membukanya karena dipacking dengan cara hampa udara dan dalam plastik yang cukup tebal.. Tapi emang dasarnya udah lapar, yah, kebuka juga dianya. Kemudian dilanjutkan dengan minum susu non fat kayak kemaren dan ditambah dengan sepotong cake manis...
Kemudian kembali shalat maghrib berjamaah, dengan bacaan ayat yang singkat-singkat saja. Kayaknya imam mahfum bahwa puasa yang 16 jam ini perlu segera dituntaskan dengan makanan yang sudah menunggu di basement. He he he....
Kesempatan mulai dari berbuka tadi sampai dengan usai shalat maghrib berjamaah ini kumanfaatkan untuk mengamati orang-orang Islam dari berbagai penjuru dunia.. Beberapa yang kukenal sejak kemaren sudah nampak, antara lain duo Malaysia, Nader, Gareth, para pemuda Niger yang hitam dan tinggi, kemudian bapak-bapak Arab serta pemuda-pemudanya yang tinggi-tinggi. Mereka masih sama mengesankannya dengan kemaren. Tubuh rata-rata tinggi, mukanya jarang yang klinis, pasti ada jenggot dan kumis, alis tebal dan membentuk alur yang tajam pada matanya, bulu mata lentik serta hidung yang tinggi bongkok. Mereka umumnya berkelompok sesamanya, karena di dalam komunitas Islamic Center ini, mereka adalah mayoritasnya. Aku juga mengamati seorang bapak-bapak kulit hitam yang tampangnya mirip dengan Nelson Mandela shalat sembari memegang dan membimbing tangan anaknya yang mempunyai kepala nongnong berbentuk buah pir... Sedangkan beberapa yang lain masih ada yang shalat dengan menggunakan celana gembor selutut.... Hanya dua atau tiga orang yang kulihat memakai sarung....
Di basement orang kembali sudah mengantri. Kali ini aku berada di barisan para pria India.. Salah seorangnya mempersilakan aku untuk antri di depannya, tapi kutolak, karena dia yang datang duluan.... Kemudian kami bercakap-cakap, karena dia nampaknya cukup senang ngobrol. Dia langsung tahu kalau aku berasal dari Indonesia, berdasarkan dari logatku.... Jadilah setelah mendapatkan makanan, saya duduk barengan dengan dia dan komunitas India yang ngobrol cukup riuh.. Aku mendengarkan mereka ngobrol sambil sesekali mendengarkan apa yang diucapkan oleh pria India yang satu tadi kepadaku. Secara keseluruhan, mendengarkan komunitas India ini ngomong sama seperti mendengarkan narasi yang dibacakan aktor Madhavan di sepanjang adegan film 3 Idiots... Cuman pada sesi tayang-langsung ini, aku dapat melihat riilnya bagaimana orang India kalau ngobrol.. Mereka pasti menggerak-gerakan tangan dan kepalanya, persis seperti orang lagi menyanyi... Ingat saja bagaimana atraktifnya Briptu Norman yang sempat menghebohkan tanah air dengan aksi goyang Chaiya-chaiya nya... Nh, kira-kira samalah orang India itu dengan contoh yang diberikan oleh si Briptu Norman itu....
Makanan hari itu, kembali nasi kare berbumbu dan dicampur langsung dengan ayam suir, sayurnya adalah paprika hijau dan kuning dengan kentang dan dimasak agak pedas dengan daging giling, serta soupnya adalah mayonaise yang dicampur dengan potongan ketimun...
Laziiiiiiiiissss.....
Ketika setelah selesai makan dan waktunya untuk bersosialisasi, saya diskusi bareng satu meja dengan duo dari Malaysia ditambah dengan seorang Bapak negro yang bertubuh tambun dan sering memakai peci putih dan sarungan. Beliau enak diajak ngobrol, karena punya wawasan yang cukup luas. Katanya sih dia sudah pernah tinggal di berbagai negara dan katanya lagi kemudian ketika kami pulang bareng, dia sudah menikah beberapa kali hampir di setiap negara tempat dia pernah tinggal. Saat sedang asyik-asyiknya ngobrol itulah, saya didapuk oleh tuan rumah yang orang Timteng untuk membantu mencuci piring bersama dengan duo Malaysia tadi... Sippp... Dengan senang hati aku terima....
Di dapur, Aku kebagian membersihkan piring dan alat-alat makan dari sisa-sisa makanan dengan semprotan air panas. Sedangkan pemuda Malaysia yang pertama menggunakan busa sabun dan spon untuk membersihkan dan pemuda Malaysia berikutnya yang membilas sampai bersih. Jadi ada tiga bak besar untuk keperluan tersebut dan kami berdiri di depan masing-masing bak tersebut, sesuai dengan fungsi yang tadi. Tidak lupa memakai celemek, agar percikan air tidak terlampau banyak mengenai baju.. Karena mencuci piring dengan gaya baru ini cukup mudah dan menyenangkan, tidak terasa, semuanya selesai dalam waktu yang tidak terlalu lama..
![]() |
Selesai mencuci piring, kami segera beres-beres dan bersiap untuk pulang.. Karena berencana mau ke mart, aku keluarnya lewat pintu utama di bagian selatan, bersama-sama dengan pemuda Malaysia yang berkacamata dan Bapak Negro tambun yang ngobrol denganku seusai makan tadi.. Si pemuda Malaysia yang kemudian kukenal namanya dengan Azhar Hamzah, menanyakan aku mau kemana.... Begitu tahu aku mau ke mart, dia mengatakan bersedia mengantar karena katanya jauh.. Kupikir juga lumayan lah dapat tumpangan, karena ke sana tidak dekat juga.... Apalagi kalau malam. Tapi Azhar harus mengantarkan si Bapak Negro tadi dahulu... Setelah dari sana, kami langsung menuju ke mart yang dimaksud.. Sesampai di sana, Azhar mengatakan kalau mart yang dimaksud itu bukan Mart, tapi jaringan ritel yang bernama Dillons. Sedangkan Mart yang sering kusebut-sebut sebelumnya identik dengan WalMart, salah satu jaringan ritel yang sangat besar.. Dillons ini juga termasuk cukup terkenal di banyak negara bagian Amerika dan katanya dimiliki oleh turunan India... Ini mengingatkanku pada S. Dillon yang sering keluar di TV nasional dulu saat ada kasus-kasus ekonomi atau forensik ya?? (Nah lo, lupa jadinya yang mana)... Tapi yang jelas, S. Dillon yan kubayangkan ini, orangnya orang India Punjabi gitu, pake topi kayak sorban bergelung gitu.... Ha ha ha...
![]() |
Dillons Store
Di sana aku membeli bekal untuk sahur besok, yaitu roti gandum, mie gelas, selai dan buah cheri.. Aku penasaran dengan buah yang dibungkus dalam plastik besar itu... Azhar mengajarkanku tentang bagaimana memilih bahan makanan yang halal, yaitu dengan melihat kode yang ada di bungkus makanan tersebut. Jika ada kode (U) dan K itu artinya halal untuk muslim dan bisa dikonsumsi. Sedangkan jika ada kode G atau di dalam komposisi makanannya ada tercantum gellatin, itu berarti makanannya mengandung lemak atau bahan dari daging babi. Sedangkan untuk bahan makanan yang dari tumbuhan, seperti sayur, buah dan rempah-rempah, bisa dipastikan halal. Ia kemudian juga mengajarkanku bagaimana menggunakan mesin bayar otomatis. Mesin ini dilengkapi dengan alat scaner barcode untuk mengetahui berapa harga barang.. Setelah selesai semuanya di scan, tinggal dijumlahkan, kemudian uang pembayaran dimasukkan ke dalam satu slot.. Kalau duit yang kita bayarkan berlebih, maka akan keluar kembaliannya... Kebetulan belanjaku $20,86... Ketika kumasukkan $21 yang terdiri dari pecahan $20 dan $1, keluarlah kembaliannya berupa uang logam imut-imut... Kincling-kincling-kincling.....He he.. Ternyata begitu toh caranya...
![]() |
Di rumah Azhar yang asri itu aku menonton tivi sambil bercakap-cakap dengan yang punya rumah. Kebetulan istri dan anaknya lagi mudik untuk persiapan Idul Fitri di kampungnya Malaysia.. Jadi lah kamu berdua bujangan yang terpisah dengan orang-orang tercinta untuk sementara waktu.. Sambil minum CocaCola dan mengunyah fritos crispy, kami nonton film detektif tentang penculikan anak oleh sepasang suami istri psycho.. Sehabis film itu, Azhar mengantarku kembali ke Missouri Street. Kamii berjanji untuk lebih sering kontak-kontakan lewat Facebook. Aku memang butuh banyak informasi tentang kehidupan di sini dan Azhar dengan senang hati mengatakan ingin membantu untuk itu. I say good bye to this new friend..
Buka pintu duplex dengan kuncinya Carl. Sudah cukup malam ternyata, jam sebelas lewat. Robyn lamat lamat kudengar masih ngobrol dengan temannya di telepon. Aku gak mau mengganggunya.. Terus ke kamar dan bersiap-siap untuk tidur...
Hmmmmmmm.... Cukup sudah petualangan untuk hari ini....



Tidak ada komentar:
Posting Komentar