Jam tiga sore waktu lokal, seperti yang kemaren-kemaren kujabarkan dalam tulisanku, adalah waktu yang paling genting terkena pengaruh jam biologis yang masih terbawa dari alam Indonesia yang harusnya masih dini hari di jam tersebut... Sudah beberapa hari semenjak kedatangan, aku menjadi korbannya: tepar pada jam tersebut, bahkan bisa sampai jam 9 malam waktu Kansas.. tapi untungnya, keteparan dalam rentang waktu tersebut menghantarkan diriku tepat pada saat berbuka puasa. Di sini, berbuka adalah pada jam 8.30 pm alias jam setengah sembilan malam.... jam 8 saja matahari masih nongol dan suasana terang benderang.... Nah, hari ini aku ceritanya setelah selesai dengan kegiatan kampus sampai jam 12an, tiba kembali ke rumah pada jam dua dan langsung tepar tertidur pada jam tiga nya...
Sedang asyik ketiduran, aku kayak mendengar suara grasak grusuk dari kamar sebelah.. Bunyi seseorang sedang bercakap-cakap yang jika kudengarkan bukan berasal dari burung kakaktua yang dipelihara oleh home-mate nya Carl. Wah, kalau bukan burung parrot itu, siapa atau apaan tuh? Tapi dasar karena tubuh yang masih loyo, aku hanya mendengarkan saja suara tersebut. Sampai ketika pukul lima, mulai agak lebih heboh... Kedengaran bunyi gedubrak gedubruk di bagian ruang tamu duplex yang aku tempati ini.. Dengan memaksa mata yang sepet karena masih ngantuk, aku keluar kamar dan jreng-jreng-jreng...... Di kamar sebelah berdiri seorang perempuan berwajah Asia tengah beres-beres di kamar tamu dan di kamar sebelahnya kamar Carl.... Kalau dibawa ke situasi di tanah air, jika dalam suatu rumah ada seorang cewek dan mendadak dari arah lainnya muncul cowok bertampang semi-garong yang baru saja selesai bangun tidur, tu cewek pasti akan jejeritan... Tapi dia dengan santai menyapa, "Hey, I'm Robyn... Are you Carl's friend?" Cewek itu langsung membawa memoryku pada list mahasiswa EEB yang kulihat di website department ku... Aku ingat betul dia, karena profile nya berada tepat di bawah profile ku.. Bedanya, jika aku memegang dua ekor burung srigunting di tanganku, dia memegang seekor elang besar di tangan kanannya...
Robyn Mei Jones Doctoral aspirant in EEBAku segera memperkenalkan diri.. Maklum la, udah beberapa hari menempati rumah orang, mendadak salah seorang dari yang punya rumah pulang, kalau di Indonesia pasti udah digeber akunya ke rumah RT setempat buat ditanyain. Tapi itulah bedanya dengan di sini. Kenyataan bahwa aku (atau dalam kasus lainnya adalah Carl) tinggal serumah dengan cewek (yah, di sini harus dijelaskan, tinggalnya pada kamar yang berbeda) bukanlah isu besar di sini.. Masyarakat di sini bilangnya "Cuek aja lagee,,," Ha ha ha... Robyn ternyata orangnya ramah dan tidak mempermasalahkan kalau aku sudah lama tinggal di kamar Carl. Dia justru senang dapat membantu mahasiswa baru yang nanti akan berada pada jurusan yang sama dengan dirinya. Terlebih juga Carl akan pergi dalam waktu yang lama, karena ada kerja lapangan di Filipina selama 5 bulan.. Duuuh, mudah-mudahan keluarga dan tentunya yayang ku tercinta gak mengira-ngira yang jelek kalau aku tinggal di sini sementara satu rumah dengan seorang cewek.. Gak lah, aku gak bakalan ada apa-apanya..
Kami bercakap-cakap sejenak. Ternyata Robyn baru kembali dari rumah bibinya di California seminggu yang lalu. Sebelumnya dia menghabiskan liburannya di Filipina juga untuk melakukan kerja lapangan dan koleksi. Dia bercerita tentang orang-orang yang sekarang ada di lab tempat aku bakal bekerja nanti dan pernyataannya sama dengan pernyataan dari Kate yang mengantarkanku dari Bandara ke sini dulu, bahwa semua person yang ada di lab kami adalah orang-orang yang menyenangkan. Oke deh... Karena masih ada kantuk yang tersisa, aku permisi dulu buat kembali ngelindur.. Aku pengen pas berbuka nanti udah segar kembali dan bisa datang ke Islamic Center seperti yang dikatakan oleh orang Arab yang kutemui di depan Kansas Union.. So.. Let's ngelindur broo.....
Wah, walaupun aku mencadangkan waktu untuk dapat bangun pada jam 7, biar bisa keliling dulu ke Dillon's mart, tempat aku bisa mencari barang-barang kebutuhanku, ternyata baru benar-benar bisa bangun pada pukul delapan kurang.. Jadi jika ditotalkan dengan waktu yang dipakai untuk mandi, beberes dan dandan seadanya, udah jam delapan malam lewat. Yaah, aku harus batalkan kepergian ke mini mart nya, dan langsung saja ke Islamic center yang di sudut jalan 19th street.
Islamic Center of Lawrence
Sign Board of Islamic Center of LawrenceBenar saja, suasana sudah mulai ramai di sana. Beberapa keluarga sudah datang, para istri mengenakan hijab atau jilbab yang modelnya bergantung pada mode yang sedang ngetrend di negerinya masing-masing.. Pas mau masuk ke dalam ruangan yang difungsikan sebagai mesjid, aku celingak-celinguk melihat-lihat situasi, kalau-kalau ada orang.. Bertepatan dengan turunnya dua orang yang kukira berasal dari negara Timur Tengah begitu. Seorang yang lebih tua menanyakan mau apa? Aku menjawab bahwa aku pengen ke mesjidnya... Dia mempersilakan aku masuk dari pintu selatannya.. Yap, benar. Aku langsung ketemu dengan pintu ke ruangan mesjidnya. Setelah berwudlu, aku masuk ke ruangan mesjid, shalat dua rakaat dan kemudian melihat sekeliling... Ada beberapa orang di sana, kebanyakan bertampang Timteng tadi.... Ada beberapa yang berkulit hitam yang kemudian kuketahui berasal dari Nigeria di Afrika.. Juga ada yang berkulit putih.. Kupikir bule setempat yang telah berpindah agama memeluk Islam. Tidak berapa lama duduk, salah seorang yang bertindak sebagai gharin di ruang mesjid tersebut langsung mengumandangkan adzan tanda masuk waktu maghrib dan isyarat untuk berbuka.. Semua orang langsung menuju ke basement atau lebih tepatnya, basement adalah tempat berbuka khusus untuk lelaki. Sedangkan yang wanita, berbuka di tempat yang terpisah. saat aku melangkah menuju ke sana, seorang pria bertampang bule melemparkan sebotol air putih untuk kuminum. Pria itu kemudian kukenal bernama Nader, berasal dari Lebanon.
Di basement sendiri sudah banyak orang. Mereka umumnya duduk pada kursi yang diletakan berbaris di meja-meja panjang. Di atas meja ada korma yang dibungkus dalam paket-paket kecil. Juga ada gelas-gelas styrofoam dan botol-botol air minum berukuran kecil. Aku menuju ke salah satu meja yang masih kosong, belum berani bergabung dengan meja yang sudah berisi. Maunya sih sambil mendengarkan dan melihat situasi. Tentunya sambil memakan hidangan yang ada di atas meja. Sebagai tambahan, di dalam botol yang berukuran besar ada susu non fat yang rasanya tawar, tapi sangat enak karena didinginkan di dalam kulkas... Aku memuaskan dahaga semenjak siang tadi dengan air putih dan susu non fat tadi. Tak lupa juga menghabiskan sebungkus korma. Segar badan rasanya. Sementara umat yang datang semakin banyak dan semakin beraneka bentuk.
Date (korma)
Kemudian maghrib dilakukan secara berjamaah di ruangan mesjid. Di sini baru kelihatan lumayan banyak penganut Islam yang ada di Lawrence ini. Ada pria dari Jordania dengan beberapa orang anggota keluarganya. Orang-orang ini sering kukira sebagai bule karena mereka memang berambut pirang, berkulit pucat dan bermata biru. Umumnya mereka yang berasal dari Timteng memang masih berbagi gen Caucasoid dengan mereka yang ada di negeri Eropa dan Amerika. Kemudian ada lagi mereka yang dari Arab. Mereka ini umumnya berbadan tinggi besar. Aku paling terkesan dengan hidung mereka yang mancung tapi agak bengkok dan bulu mata prianya yang lentik, memberi aksen tertentu untuk garis matanya yang tajam. Lalu ada juga para pria Niger yang tinggi-tinggi dan berpakaian seperti pemain NBA. Sedangkan yang dari Asia, tentunya diwakili oleh diriku dan dua orang pemuda Malaysia. Ditambah dengan beberapa orang dari India yang muslimnya dan beberapa orang Pakistan. Di sini, kedua suku bangsa tersebut terlihat rukun dan damai, beda dengan di negaranya yang selalu terlibat konflik perbatasan sampai ke konflik nuklir.. Ha ha ha...

Setelah selesai maghrib, kami kembali ke basement untuk melanjutkan acara makan penganan yang lebih berat lagi. Orang makin ramai karena makin banyak yang datang. Kami antri untuk mendapatkan nasi kari, sayuran, daging giling yang dimasak seperti sosis tanpa kulit dan ayam dalam potongan besar yang dimasak dengan rempah-rempah yang aku tidak begitu kenal rasanya. Di depanku ada dua orang pemuda bule TimTeng.. Mereka secara bergantian pergi menyalami ayah atau kakeknya yang berada lebih ke depan dari antrian.. Aah, senangnya melihat mereka, bertampang bule, tapi gape dalam berbahasa Arab Parsi.. Sementara di belakangku dua orang anak kecil, yang satu sepertinya keturunan TimTeng sehingga jelas kelihatan bulenya, sedangkan yang satu lagi adalah anak orang India atau Pakistan. Keduanya ngobrol dalam bahasa inggris yang fasih, cuman si bocah India/Pakistan dengan aksen yang mirip dengan bocah India di dalam film Diary of the Wimpy Kid... ha ha ha... Asyik juga melihatnya.
Arabian Shot of a man in oriental costume.
Nigerian
Middle Eastern PeopleSampai di giliranku berada di depan aku segera mengambil piring dan sendok. Segera wadah ku itu dipenuhi dengan nasi kari, sayuran, ayam gulai dan daging cincang. Aku juga dapat segelas soup kental. Dan pas mau kembali ke meja, diberi sepotong kue yang kukira pie, ternyata bukan. Kayaknya tu kue adalah kue khas dari TimTeng. Terbukti dari rasanya yang super-duper-kuper manis.... Udah dikasih gula, lalu ditaburi korma, terus ditambah madu plus sirup.... Wadooh, kalau orang yang menderita kencing manis makan ini, kujamin bakal step tiga hari tiga malam.. Wuehehehehehe......Wah, sudah komplit dan saatnya makan. Aku duduk di meja dimana kulihat ada wajah Asia, yaitu di dekat dua orang Malaysia yang duduk bersama dengan pria Lebanon yang tadi memberikan air minum kepadaku, Nader. Aku lupa dengan nama kedua orang pemuda Malaysia tadi. Maklum, short memory system sering mengalami reboot, Ha ha ha... Di depan ku kemudian juga duduk seorang pemuda keturunan Maroko yang lahirnya di Amerika ini. Namanya Gareth. Setelah bercerita dengannya, melalui tutur bahasanya yang halus dan santun, dia bilang bahwa dulunya dia adalah penganut agama kristen yang kemudian beralih memeluk agama Islam karena tidak bisa menerima konsep trinitas di dalam agama lamanya.. Hooo... Ternyata memang banyak juga yang sadar dengan ketimpangan konsep ketuhanan tersebut..
Kami makan sambil berdiskusi tentang berbagai hal... Sampai kemudian satu persatu orang-orang yang ada di sana membubarkan diri. Sebagian, terutama yang bapak-bapak, bertugas membersihkan meja dan mencuci piring. Aku yang belum tahu begitu banyak dengan kondisi tersebut, memilih pamit dan kembali pulang. Tentunya dengan perut kenyang dan senyum bahagia karena telah bertemu dengan umat Islam lain yang ada di daerah Kansas ini....
Alhamdulillah......
NB: gambar didapat dari internet, kecuali Foto Robyn yang memang disertai dalam website apatemen di KU
NB: gambar didapat dari internet, kecuali Foto Robyn yang memang disertai dalam website apatemen di KU
Tidak ada komentar:
Posting Komentar