Sabtu, 20 Agustus 2011

A Tough Day


Betapa mudahnya berbalik keadaan hari-hariku di Kansas ini......

Kemaren kurasakan betapa indahnya hari, saat semua urusanku berjalan dengan lancar, terutama yang terkait dengan aktifitas perkuliahan..Perasaan lega saat semua penangguhan sudah dilepaskan.. Tapi justru pada hari ini terasa jauh lebih berat menjalaninya, mash sehubungan dengan menjalankan aktifitas perkuliahan itu juga.

Seperti yang kuceritakan dalam postingan sebelumnya, hari ini adalah saat cohort meeting di dalam fakultas EEB. Sesuai dengan yang dijadwalkan dalam email pemberitahuan yang disebarkan oleh Jaime Keeler kepada kami semua. Acaranya akan dimulai pada jam 09.00 waktu lokal dengan breakfast di ruang 2023 Haworth Hall. Pagi-pagi, sekitar jam 7, Robyn sudah mengetuk pintu kamarku untuk mengingatkan pertemuan itu. Aku yang memang sudah bangun saat itu, segera membukan pintu dan menjawab bahwa aku akan bersiap-siap.

Kupikir karena pertemuan itu akan bersifat sedikit lebih formal, makanya aku mengenakan kemeja Northface dan celana lapangan yang sewarna. Walau masih tetap menggunakan sandal gunung, kupikir itu cukup resmi untuk ukuran Amerika yang memang tidak terlampau suka basa basi... Setengah sembilan lewat, aku segera menemui Robyn yang sudah siap lebih dahulu dariku. Katanya dia mau mengantarkanku ke tempat pertemuan tersebut, mungkin dengan alasan takut aku tersesat. Tapi sebenarnya kan aku sudah tahu dimana lokasi jurusan kita tersebut. Walaupun University of Kansas cukup luas, tapi aku paling tidak sudah mengetahui secara garis besar lokasi gedung-gedung utama yang nanti aku perlukan dalam melaksanakan proses perkuliahan. Terutama gedung Haworth yang menjadi markas untuk jurusan-jurusan eksak, terhubung dengan bridge dua lantai ke Malot Hall yang menjadi gedung untuk fakultas farmasi dan kedokteran. Mungkin akan lebih mudah mengamati lokasi kampusku ini dengan menggunakan peta, tapi tentu saja peta yang bisa kumasukkan ke dalam postingan ini tidak begitu bagus untuk menjadi panduan. Biasanya, di beberapa sudut jalan di kampus, akan ada peta yang lengkap menunjukkan lokasi di kampus, sehingga orang akan dengan mudah mencari suatu tempat yang ada di sana. Akupun sejak awal memang sudah mengandalkan peta yang kudapatkan dari paket orientasi yang diberikan kepadaku.

Haworth Hall
KU Map

Setiba di Haworth, tentunya dengan berjalan kaki, kami langsung menuju ke ruang 2023 di lantai dua melalui tangga. Di dalamnya sudah ramai dengan banyak orang. Beberapanya sudah kukenal, karena sudah bertemu atau paling tidak pernah berkirim email atau melihat profile nya di homepage department. Kathryn Ingenloff atau Kate, duduk di barisan bangku paling depan bersebelahan dengan Joseph Manthey (Joey) yang nyaris menjadi teman se-duplex ku.. Aku menyalami mereka berdua. Sedangkan wajah-wajah yang lain yang ada di bangku deretan agak ke belakang, aku tidak begitu akrab, kebanyakan adalah orang-orang bule dan beberapa berwajah China, karena tentu saja dengan mudah bisa dilihat dari sipit matanya. Jaime Keeler juga terlihat bicara dengan beberapa staff pengajar yang datang. Dia memakai baju terusan longgar berwarna hitam dengan syal berwarna kombinasi menyala. Semuanya tampak berbincang akrab satu sama lainnya sambil memakan hidangan pagi yang tersedia; bagel, yogurt, selai, salad dan irisan buah kombinasi.Ini yang kumaksud dengan salah satu hal yang membuat hari ini terasa berat; memandangi orang-orang sekitar kita yang makan dengan lahap dan riang gembira, sementara kita harus menahan lapar, karena memang diwajibkan untuk itu.

Kate Ingenloff
Joseph Manthey

Kemudian Kate menyuruhku mengambil modul orientasi jurusan yang terletak di sebelah kanan depan. Aku segera menuju ke tumpukan majalah khas Kansas city dan buku pegangan untuk mahasiswa EEB (yang versi softcopy nya sudah dikirimkan oleh Jaime melalui email). Di sana juga ada kokarde sticker yang mungkin dipakai sebagai alat untuk mengenal nama satu sama lainnya. Ketika aku sedang mengambil bahan-bahan tersebut, seorang pemuda Chinese yang memakai celana kargo pendek dan baju kaos putih menegurku dalam bahasa Malay "Hai, kamu Muhammad dari Indonesia, kan?" Wah, aku terkejut disapa demikian di saat yang tidak terduga seperti itu. Aku memperhatikan orang tadi, sepertinya pernah bertemu saat late orientation di Watkins Memorial yang diadakan oleh ISSS. "Hai juga... Kamu siapa? Kenapa tau denganku?" Dia menjawab, "AKu Chan dari Malaysia. Aku tahu daru hopepage dan juga karena sudah bertemu Sabtu kemaren...."

Haa, ternyata dia juga ingat kami sudah bertemu sebelumnya. Cuma waktu itu belum saling menyapa, karena kukira dia orang China dari RRC yang memang banyak ada di KU ini. Akhirnya kuputuskan untuk duduk di dekatnya, biar bisa bercakap-cakap lebih banyak lagi. Ketika aku duduk di bangku di samping Chan (Lengkapnya: Kin Onn Chan, dari Malaysia), seorang bule tinggi besar tegap dan botak menyalami ku... "Hai, I'm David.. I know you from Townsend. He said that you'll work with him. Nice to meet you.." Waah, asik-asik juga nih orang. David MacLeod ini adalah salah seorang kolega Dr. Town dan bekerja di gedung yang sama, Dyche Hall. Dia dengan ramah mengajakku bercakap-cakap dan meminta alamat emailku, karena ada sesuatu yang penting yang mau dia kirim. Kemudian dia memberitahukan bahwa besok ada event penting yang akan diadakan oleh International Association. Dan event tersebut penting karena bisa membantu kehidupan awal kami selaku mahasiswa asing. Event itu diadakan di HillTop, dekat dengan McCollum yang akan jadi apartment ku...Pokoknya, dia mengirimkan detailnya lewat email. Wiiih, baik banget si bule ini. Kemudian sebelum presentasi orientasi kami dimulai, David mohon diri untuk berangkat, karena dia ada rencana untuk pergi ke suatu tempat di akhir minggi ini. Oke lah, aku duduk kembali di bangku di samping Chan. Kulihat di samping Chan ada seorang pemuda bule dengan rambut ikal dan tubuh tingggi berkacamat. Kemudian waktu, ketika kulihat profilenya di homepage, dia bernama David Hall, lulusan Magna Cum Laude dari University of Missouri.
Kin Onn Chan
David Hall

Sekitar jam setengah sepuluh, Jaime tampil ke depan memberikan pembukaan dan kemudian seorang bapak-bapak berkumis dan berjenggot rapi dengan penampilan super santai; baju kaos dan celana kargo selutut tampil ke depan, berbicara dengan nada informal. Dia adalah Mark Mort, Chairman dari Graduate Admission Committee.. Dia meminta kami memperkenalkan diri secara singkat, nama, negara asal dan supervisor yang jadi sponsor. Setelah itu dia memberikan sejarah singkat EEB yang terdiri dari gabungan tiga lembaga besar, yaitu EEB sendiri, kemudian ada Biodiversity Institute dan terakhir adalah Kansas Biological Survey.

Kris Krishtalka

Jaime Keeler tampil terlebih dahulu untuk menyampaikan beberapa hal teknis yang terkait dengan perkuliahan mahasiswa graduate, baik yang mengambil Master atau program Doctoral. Kemudian Christopher Haufler, Chair of EEB yang pertama di antara ketiga department tersebut yang memberikan sambutan dan menjelaskan department yang dipimpinnya itu. Masih dengan atmosfir yang sangat santai. Kemudian dilanjutkan oleh Kris Khristalka dari the Biodiversity Institute. Rupanya Kris inilah yang kukenal di The Natural History Museum sebagai si Profesor berambut Megar.. Dia agak sedikit idealiesme orangnya, tapi tentunya sangat mumpuni di bidangnya yang terkait dengan paleonto-taksonomi. Dan terakhir adalah paul Liechti dari the Kansas Biological Survey yang mendalami bagian pemetaan dan biogeografi. Semua presentasi tersebut sangat menarik. Disampaikan dengan gaya yang santai dan menarik. Setelah ketiga presentasi tersebut berakhir, Mark Mort kembali tampil dan menutup orientasi kami tersebut dengan sekali lagi mengucapkan selamat datang kepada kami di EEB. Selanjutnya kami berfoto bersama. Saat itu, kusadari bahwa banyak cewek yang berukuran lebih tinggi dari diriku, selain Kate, masih ada As (Ashley Klymiuk) yang saat itu berpenampilan super seksi dengan mengenakan batu ketat bermotif tutul, rok mini super tinggi berwarna hitam dan sepatu bertumit tinggi yang sewarna dengan bajunya. Tidak lupa, melengkapi kesan keseksiannya tersebut, dia mengenakan stocking dengan garis hitam di bagian belakang, menghubungkan kaki belakangnya dengan tumitnya. Aku dan Chan sampai geleng-geleng kepala melihat penampilan yang sangat "Wah" tersebut. Memang di homepage si As ini tidak terlihat wah, tapi pas orientasi ini.....

Ashley Klymiuk

Selanjutnya Jaime memandu kami untuk tour singkat di dalam jurusan, memperkenalkan kami dengan beberapa bagian di EEB, termasuk ruang fotokopi dan berkas-berkas, ruangan ini bermanfaat terutama untuk mereka yang source incomenya dari GTA atau teaching Assistantship. Kemudian kami dibawa ke lab Microscopy dan diperlihatkan beberapa mikroskop supercanggih yang dapat digunakan nantinya untuk meneliti bidang-bidang kajian mirkobiologi, genetika dan perkembangan hewan. Aku cukup berdecak kagum juga melihatnya, terutama karena mahasiswa yang menjadi asisten labornya sangat cekatan menerangkan apa-apa yang ada di dalam labornya ini..

Setelah itu selesai, kami kembali berkumpul di kantor Graduate Admission tempat Jaime bekerja. Setelah menunggu sebentar, masuklah dua orang wanita, salah seorangnya mempunyai tato di tangan dan dekat dengan telapak kakinya (setelah itu aku tahu bahwa menatto diri cukup popular juga di antara para wanita, karena banyak yang kulihat mempunyai tato di aneka bagian tubuhnya). Setelah kami cukup terkumpul, kami dibagi dalam dua kelompok besar. Masing-masing kelompok dibawa dengan satu mobil van besar menuju downtown dan ternyata..... Di sanalah penderitaan ku selanjutnya berlangsung. Rupanya department mengadakan acara makan siang bersama. Makan siang itu diadakan di Aladdin's Cafe, salah satu cafe bernuansa Timur Tengah dan cukup popular nampaknya. Aku sebagai salah satu peserta dari orientasi ini harus ikut serta karena takut nanti dibilang anti sosial. Tapi justru yang parah adalah, akulah satu-satunya yang puasa di antara mereka.

Aladdin's cafe, Kansas

Hhhh... Terpaksa, saat yang lain memilih menu kebab atau grilled-chicken atau roasted lamb, dengan tambahan soup atau salad, aku hanya bisa menelan ludah. Tapi untunglah aku duduk bersama dengan orang-orang yang cukup mengerti bahwa aku lagi puasa. Antara lain Chan, kemudian ada Chao dari China yang mengambil gelar Masternya di department EEB juga. Lalu ada Kyungjin Min yang bertampang bak artis melodrama dan Chouru Shin yang kekar, keduanya dari Korea dan Mabel Alvardo Medit cewek dari Peru. Kami bercerita panjang lebar. Kemudian Kate datang dengan seorang cowok botak tapi bercambang lebat, kemudian Andreas menyusul dan duduk di dekat ku. Tambah asyik jadinya suasana tersebut.

Walaupun penuh tantangan, akhirnya acara makan siang tersebut dapat kulalui dengan baik tanpa harus tergoda mencicipi salah satu hidangan tersebut. Akhirnya kami kembali dibawa dengan van menuju ke Haworth tempat kemudian kami masing-masing membubarkan diri. Gara-gara terlampau lama acara makan siangnya, aku tidak sempat melaksanakan shalat Jum'at berjamaah di Islamic Center of Lawrence. Sampai-sampau Azhar menanyakan kenapa aku tidak ada di mesjid melalui Facebook nya.

Aku selanjutnya menuju ke McCollum Residence Hall untuk melihat apartmentku. Setelah melihat surat pengantarku, akhirnya aku disuruh untuk melihatnya sendiri ke lantai 4, bedasarkan nomornya, yaitu 462. Nomor pertama menunjuk kepada lantainya, nomor selanjutnya adalah nomor kamar. Saat ditunjukkan kamarnya oleh pemandu yang berada di lantai 4 tersebut, ternyata sudah ada orangnya di sana, seorang mahasiswa yang berasal dari China, bernama Lou Chang, yang mengambil master di bidang teknik atau komputer. Aku tidak begitu ingat. Aku melihat-lihat isi ruangan apartment yang memang lebih kecil dari duplex kepunyaan Carl. Tapi paling tidak di dalam apartment tersebut aku bisa memulai lembaran baru perkuliahan ku dengan lebih baik. Cuman memang perlu beberapa penambahan alat dan perlengkapan, sehingga akan lebih nyaman untuk ditempati. Saat itu, aku juga minta tolong kepada Lou untuk memperbaiki posisi tempat tidur yang terlampau tinggi. Kemudian, setelah itu aku pamit untuk kembali ke Missouri St. Untuk itu, aku menunggu kembali bis kampus di tengah terik matahari. Di sanalah kelemahan halte bis yang dari kaca tersebut, karena tidak bisa menahan cahaya matahari berhubung semua bagiannya dibuat dari kaca. Sambil duduk di bangku dalam halte, aku melihat banyak orang tua bule yang mengantarkan anaknya masuk ke asrama yang ada di KU ini, sekaligus membawakan peralatan yang akan dipakai mereka, seperti tempat tidur, peralatan rumah tangga, TV, radio dan sebagainya.

Saat kembali ke duplex Carl, aku segera memeriksa email dari David MacLeod. Ternyata memang benar akan ada Housewarming dan Tour singkat di sekitar KU yang diadakan mahasiswa dari International Association. Tour singkat diadakan selama satu jam untuk memberikan pengetahuan dasar kepada mahasiswa asing tentang lokasi-lokasi di dalam dan sekitar KU yang akan mereka perlukan selama perkuliahannya. Sedangkan Housewarming adalah event di mana akan ada pemberian berbagai perlengkapan rumah dan apartment secara cuma-cuma kepada mahasiswa international yang baru masuk termasuk sekalian dengan delivery nya. Waah, aku memang harus bersiap untuk event ini karena sangat bermanfaat, sekaligus bisa menghemat dana yang akan kuperlukan untuk menyambung hidup sampai GRA ku cair.

Setelah itu, kuhabiskan waktu dengan tidur-tiduran. Di dalam duplex tidak biasanya terasa panas. Menambah penderitaanku yang seharian ini sudah terjemur di luar di bawah terik matahari. Siang itu, ketika kulihat di internet, suhu mencapai 88 derajat Fahrenheit atau sekitar 31 derajat Celcius. Hhhhh... Pantas. Aku memutuskan untuk tiduran saja, sambil menunggu waktu berbuka.

Jam delapan kurang, aku terbangun, Kembali seperti cerita yang lalu, aku bersiap untuk ke Islamic Center untuk berbuka. Suasana jauh lebih ramai dari sebelumnya dengan banyak wajah baru yang nampak. Yang lama juga masih ada. Pada berbuka hari itulah aku ketemu dengan orang-orang Arab yang dulu kujumpai di depan Kansas Union yang kemudian menunjukkan aku untuk datang ke Islamic Center ini di waktu berbuka. Ahhh... Makanan kali ini juga lebih lezat dan lebih besar porsinya... Ada ayam goreng dan daging kambing yang digulai. Plus dengan beberapa kue enak. Ada satu kopi yang katanya khas Arab. Kopi itu tidak berbau kopi, tapi malah berbau rempah yang sangat keras. Duo Malaysia yang duduk di dekatku saja tidak tahan mencium baunya, apalagi sampai meminumnya. Tapi kayaknya semua orang Arab yang ada di ruangan tersebut memang hanya meminum se sloki kecil ramuan kopi tersebut.

Kali ini aku berkenalan dengan dua orang baru, Rasheed dari Bangladesh yang tampangnya agak mirip dengan karakter Mohinder di serial Heroes. Lalu ada seorang dokter yang berasal dari Pakistan, bernama Abdu Illahi kalau tidak salah. Aku bercakap-cakap dengan dokter ini cukup lama, di samping karena dia suka ngobrol, aku juga perlu mengurangi rasa kembung di perutku karena kebanyakan makan hidangan yang ada. Sampai akhirnya adzan Isha dikumandangkan, aku memutuskan untuk shalat berjamaah di sini saja.. Setelah shalat, aku agak lama membaca doa dan dzikirnya, sehingga ketika akan shalat rawatib, mendadak salah seorang dari hadirin yang kuketahui sering menjadi imam, kembali berdiri di posisi depan bagian imam. Ia langsung membaca takbiratul ikhram.. Waah, ternyata di Islamic Center ini ada shalat tarawihnya... Tidak sama seperti yang kudengar kemaren-kemaren. Tapi memang benar juga bahwa karena kesibukan kerja di esok harinya, banyak dari umat Islam yang datang saat berbuka ini lebih memilih shalat tarawih di rumah saja dengan tujuan agar dapat beristirahat lebih banyak sehingga bisa segar untuk bekerja esok harinya.

Oke deh.. Shalat tarawih di sini dilakukan dua rakaat dan satu salam. Witir pun dilakukan dua bagian, dibagi menjadi dua plus satu rakaat dengan dua salam. Nah pada satu rakaat terakhir witir inilah, imam membaca doa qunut yang sangaat panjang.... Tapi tidak apa, aku justru malah senang karena banyak amalan jadinya yang bisa dilakukan. Sehingga saat kembali pulang menuju Missouri, aku sudah tidak kembung lagi. Bisa istirahat dengan tenang malam ini untuk selanjutnya besok bersiap-siap pindah ke apartment baruku di McCollum Residence Hall.

Alhamdulillah.....................

Tidak ada komentar:

Posting Komentar