Minggu, 04 September 2011

Failures


Melihat jauh ke dalam lubuk hati seseorang mungkin adalah cara terbaik untuk mengetahui apakah dia berhasil atau tidak memperjuangkan apa yang dia inginkan di dalam hidupnya... Memang tidak mudah untuk mengetahui seseorang itu telah behasil atau tidak berdasarkan apa yang dirasakan oleh hatinya, karena perasaan bukan sesuatu yang bisa dengan kasat mata dilihat dari seseorang.... Aku saat ini juga merasakan banyak hal yang masih menjadi kekurangan, atau sebutlah kegagalan. Mungkin banyak yang menyangka, dengan sampainya aku di sini, merupakan salah satu titik tolak keberhasilan atau kesuksesan.. Padahal menurutku, keberadaanku di sini menjadi salah satu moment yang paling menakutkan, karena semuanya serba fifty-fitty, yang kuartikan, bisa saja berhasil atau bisa saja malah mendapatkan kenyataan yang sangat jauh berbeda dengan apa yang kuharapkan...

Postingan kali ini beranjak dari renungan di pagi ini, saat terbangun di Shubuh waktu setempat... Aku mengingat kembali moment pertama saat mulai bergerak dari Kota Padang yang menjadi asalku sampai beberapa saat yang lalu aku tertidur dan terbangun di pagi ini... Entah karena menjadi super sensitif dengan kondisi yang kurasakan kurang kondusif lagi atau entah karena apa, hal yang kemaren remeh temeh, mendadak berubah menjadi kegagalan super besar yang kayaknya tidak bisa kumaafkan...

1. Rendang yang disita di Bandara Houston.. Sampai sekarang aku masih tidak habis pikir, kenapasaat ditanya oleh petugas bandara di bagian pintu keluar setelah baggage claim, aku dengan jujurnya bilang bahwa rendang berasal dari daging sapi?? Kenapa aku tidak membaca dengan detail peraturan yang menyebutkan bahwa daging sapi Asia adalah sesuatu yang terlarang masuk ke Amerika (walaupun tentu dengan alasan yang kuanggap konyol). Yang kusesali dan kuanggap menjadi kegagalanku di sini adalah, kenapa aku tidak bohong tentang hal itu? Kenapa tidak kubilang bahwa rendang berasal dari ikan atau dari telur atau apalah.....

Mungkin banyak yang akan bilang, ah, kan cuman rendang?? Iya memang cuma rendang... Tapi saat ini, di kondisi low-morale dan berada dalam kesendirian seperti ini, rendang menjadi salah satu hal yang agak emosional, identitas kedaerahan yang melambangkan keteguhan semangat dalam merantau (rendang adalah persediaan makana utama pria-pria minang ketika dahulunya pergi merantau ke luar daerahnya). Rendang juga kuanggap sebagai bentuk keanggunan pribadi para wanita minang yang dengan tekunnya membuat masakan super rumit pengolahannya itu..
Ah, andai saja aku berbohong saat itu.....



2. Raibnya Nokia C7-ku
Aku masih ingat betapa senangnya aku melihat poster besar HP merek ini terpampang di Bandara International Dubai. Memegangnya sembari mendengarkan apapun suara yang dihasilkan dari dalamnya menjadi satu hal yang sangat intens saat itu. Apalagi beberapa detil dokumentasi perjalanan sudah kubuat dengan menggunakan kemampuan kameranya. Sangat sayang sekali, aku menghilangkannya di Bandara Houston tanpa sedikitpun bisa mengingat dimana pastinya aku mulai tidak memegangnya lagi.. AKu tahu, ini mungkin akan menjadi paham kecintaan yang sangat berat kepada kebendaan, bisa merujuk nantinya kepada ketidakrelaan pada apa yang sudah ditakdirkan oleh Illahi... Namun, kembali, entah karena memang sedang berada pada derajat mellow yang sudah keterlaluan, aku kembali menyesali diri, kenapa saat berada di Bandara Houston itu sama sekali tidak fokus pada barang-barang penting yang nantinya akan kuperlukan dalam menyokong kehidupan awalku di Kansas ini.... Kenapa aku tidak perhatian dengan semua detil hal yang terjadi di sekitarku saat itu?? Saat-saat menghilangnya Nokia C7 yang kubeli beberapa minggu sebelum keberangkatan ku ke Kansas ini, selalu diliputi oleh kabut, sehingga aku tidak bisa mengingat, apakah memang aku yang teledor, atau ada orang yang memang sengaja mengambilnya dariku, atau karena memang faktor lain yang tidak bisa kucegah untuk terjadi.... Hhhhh.... Aku mungkin harus lebih banyak belajar untuk ikhlas....

Nokia Seri C7



3. Bicycle
Mengendarai sepeda merupakan salah satu kebiasaan bagi mahasiswa di KU, yang tentunya akan mempercepat pergerakan dari satu tempat ke tempat lain. Aku sudah merasakan keinginan yang sangat mendalam untuk memiliki salah satunya sejak hari pertama menjejakan kaki di kampus Lawrence ini... Dan sudah sejak beberapa hari ini aku berusaha untuk mendapatkan salah satunya, yang used atau bekas saja.. Sudah beberapa kali surfing ke craiglist.com untuk mendapatkan sepeda bekas yang bagus... Beberapa terlihat sangat menarik dan berhasil mendapatkan feedback dari orang yang akan menjualnya dengan harga yang bagus, tapi kembali banyak hal yang merintangi, seperti yang punya itu tinggal jauh di luar kota Lawrence, sehingga aku tidak mungkin dalam keadaan sekarang untuk mencapainya. Beberapa pemilik sepeda dari Lawrence yang ingin menjual sepedanya pun juga mengajuan syarat untuk ditelepon terlebih dahulu sebelum mengadakan transaksi.. Akh, kembali mengingatkanku pada kegagalan keduaku.... Paling tidak, keterlambatanku dalam mengusahakan apapun yang mungkin untuk mendapatkan sebuah sepeda, menjadi jatuh ke dalam wacana kegagalan diri.... Harusnya aku sudah mendapatkannya beberapa hari yang lalu dengan menggunakan berbagai cara yang mungkin untuk itu....


4. Me, myself, my failure
Aku seringkali membandingkan diri dengan setiap orang yang kutemui. Dalam hal apapun. Aku tahu bahwa bersifat iri dalam hal yang keduniaan akan lebih banyak membawa kesengsaraan.... Tapi memang apa daya, karena manusia adalah makhluk yang paling kompleks secara emosional, sehingga kalaupun harus di-treatment dengan terapi psikologi tingkat tinggi agar tidak terjatuh ke dalam sifat yang merugikan ini, dia akan selalu kembali dan kembali pada keadaan ingin menjadi lebih dari orang lain.. Mungkin karena memang manusia tidak sempurna, selalu berkeinginan untuk mencari kesempurnaan dan cenderung untuk melihat kelebihan seseorang adalah kekurangan bagi dirinya dan berkeinginan untuk mencapainya. Intinya, aku selalu merasa iri dengan siapapun yang ada di sekitarku... Aku ingin punya apa yang mereka punya, aku menghendaki apa yang sudah dianugerahkan Tuhan kepada mereka, tapi tidak kepadaku... Aku sukar untuk melihat apa alasannya aku tidak mempunyai kemampuan yang mereka punya,benda yang mereka miliki atau keadaan yang mereka dapatkan, karena aku dan mereka secara fisik sama tiada beda...


Aku tahu bahwa sebenarnya aku mempunyai potensi sebagai orang yang akan memperjuangkan segala sesuatunya sampai akhir... Cuma, kembali lagi pada any circumstance, dimana grafik emosionalku tidak selalu pada posisi di atas yang memungkinkan aku menafikkan semua energi negatif yang datang mendera.... Aku ingin lihat ke depan, apakah hantu berkedok kegagalan ini dapat kuenyahkan dari pikiran dan perasaanku....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar